![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYR-TSm0YAnQAZTWBbJBU06y6AKlpFVRGDo-K56Gfih2D-3YfH_7zk-7ONCAVVEhxQ2-N8LKyr0dzNMTwTX7yzKb6iJUp31MaAyu7i0dMfxzc1TXK3KN0SgY5qblGdH-jHOb_421HSvG4/s200/sby2.jpg)
Keterangan : Sby saat memberi keterangan pers (eas)
KRC, Jakarta
— Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, kewaspadaan dan kepedulian masyarakat berperan penting untuk membantu aparat keamanan mengamankan negara dari aksi teror.
Presiden berharap upayanya mengingatkan perlunya kewaspadaan tersebut tidak dianggap seolah menakut-nakuti masyarakat.
”Bukan menakut-nakuti. Kewajiban saya sebagai kepala negara mengajak, mari sambil menjalankan kehidupan kita sehari-hari, tetaplah kita peduli, waspada, dan jangan lalai,” ujar Presiden ketika meresmikan Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (21/7).
Menurut Presiden, dirinya sebagai kepala negara bersama para pejabat kepolisian dan pimpinan daerah perlu terus mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi ancaman teror.
”Tidak perlu cemas, tetapi waspada dan peduli pada keganjilan-keganjilan yang biasa dilakukan kaum teroris. Ini semata-mata agar kita tidak lengah, tidak lalai, karena kelalaian dan kelengahan itulah yang ditunggu oleh kaum teroris, kaum penjahat, dan pengacau,” ujar Presiden.
Presiden Yudhoyono mengingatkan, teror bom harus membuat segenap komponen bangsa lebih bersatu. Semua pihak perlu menegaskan sikap, komitmen, dan posisi yang jelas bahwa kejahatan terorisme itu tidak ditoleransi.
Presiden berharap segenap komponen masyarakat memiliki kesepahaman untuk bersama-sama mencegah teror serupa berulang.
”Inilah yang saya harapkan, bersatunya hati dan pikiran kita untuk bersama-sama mencegah. Jangan dibelokkan ke isu-isu lain yang justru menyuburkan mereka yang berniat jahat di negeri kita ini untuk mengguncang, merobek keamanan kita,” ujarnya.
Segera teratasi
Kepada masyarakat internasional, Presiden Yudhoyono menegaskan, peledakan bom Jumat lalu tidak akan melemahkan Indonesia. Gangguan keamanan itu juga dijanjikan Presiden akan segera teratasi.
Investigasi yang dilakukan oleh kepolisian, dengan dukungan Badan Intelijen Negara (BIN)dan TNI, saat ini sedang berlangsung dan secara terus-menerus dipantau oleh Presiden.
”Langkah-langkah investigasi oleh kepolisian dibantu BIN dan TNI tengah berlangsung. Saya memantau tiap jam, ibaratnya, mereka terus bergerak untuk segera membawa pelakunya ke meja hijau dan akhirnya kita bisa menegakkan lagi keamanan,” kata Presiden.
Foto lama
Secara terpisah, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Permadi, Selasa di Jakarta, mengatakan, foto-foto yang ditampilkan Presiden Yudhoyono tentang kegiatan latihan menembak merupakan foto lama yang pernah ditunjukkan dalam rapat dengar pendapat di Komisi I DPR beberapa tahun lalu.
Permadi yang merupakan mantan anggota Komisi I DPR menyebutkan, foto-foto yang ditampilkan, yaitu berupa kegiatan beberapa orang latihan menembak, pernah ditunjukkan oleh mantan Kepala BIN Hendropriyono.
Foto-foto itu kembali ditunjukkan sewaktu Kepala BIN dijabat oleh Syamsir Siregar. ”Foto-foto orang yang latihan menembak itu pernah ditunjukkan waktu rapat di Komisi I DPR beberapa tahun lalu. Bukan foto SBY yang pipinya kena sasaran tembak ya, tetapi foto orang-orang yang lagi latihan menembak itu,” kata Permadi.
Permadi menduga, Presiden Yudhoyono tidak menerima informasi yang akurat dari aparat intelijennya terkait adanya upaya pembunuhan terhadap dirinya. (Dy)